Test x1

Sabtu, 19 Juni 2010

ALLAH MEMBEBASKAN DARI JERAT MAUT

Bacaan: Galatia 3: 23-29; Lukas 8: 26-39

Pertandingan Spanyol-Swiss mengejutkan banyak orang. Tidak pernah dibayangkan, Swiss yang dianggap underdog mampu mengalahkan Spanyol dengan skor 1-0. Bahkan jelang laga ini, pelatih Swiss, Ottmar Hitzfeld, menyatakan timnya memiliki tugas sulit dalam pertandingan pembukaan mereka di Grup H melawan Spanyol, yang disebutnya sebagai "tim nasional paling kuat di planet ini". Namun rasa optimisme senantiasa dikembangkan Hitzfeld kepada anak asuhnya. "Ini akan sulit. Seluruh pemain kami harus melakukan yang terbaik yang mereka miliki dan kami membutuhkan kiper (Diego) Benaglio untuk memainkan pertandingan ini. Tim ini harus benar-benar yakin kami bisa menang dan harus tetap memiliki perasaan itu. Pada sepuluh pertandingan melawan Spanyol, kami delapan kali mengalami kekalahan. Tetapi pintu selalu terbuka, sehingga ada kemungkinan," ujar Hitzfeld pad wartawan.
Hitzfeld sadar bahwa materi pemain-pemainnya berada di bawah pemain-pemain Spanyol, tapi hal itu tidak menyurutkan keberanian timnya dalam menghadapi Spanyol. Mereka turun ke lapangan dengan mental akan memenangi pertandingan. Strategi permainan yang terorganisir dengan baik, kekompakan lini pertahanan, kolektifitas para pemain, menjadi kunci kemenangan Swiss. Padahal tekanan bertubi-tubi justru dilakukan oleh Spanyol. Hampir sepanjang pertandingan, pemain-pemain Spanyol menguasai bola dan melancarkan serangan ke gawang Swiss. Namun tidak juga membuahkan gol. Sedangkan Swiss, ketika mendapatkan sedikit peluang langsung menyerang jantung pertahanan Spanyol dan menorehkan gol.
Kemenangan Swiss menunjukan bahwa mereka berhasil mengatasi dua tekanan berat, yaitu tekanan dari dalam diri mereka sendiri dan tekanan dari para pemain Spanyol. Anggapan banyak kalangan yang memprediksikan Swiss bakal kalah, tidak menyurutkan semangat juang mereka. Justru mereka memandang semua prediksi itu sebagai tantangan yang harus dihadapi. Keluar dari tekanan membuat Swiss mampu menaklukan “raksasa” Spanyol. Luapan kegembiraan pun membahana dari para suporter Swiss.
Orang Gerasa yang kerasukan banyak setan dapat dikatakan sebagai orang yang hidup dalam banyak tekanan. “Legion” yang ada dalam dirinya memaksa dia melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya. Orang itu tertekan dengan keberadaan “Legion” yang mengacaukan hidupnya. Kehadiran Yesus yang membebaskan Orang Gerasa dari Legion mengandung makna bahwa Orang Gerasa itu kini sudah hidup dalam kebebasan (tidak berada dalam tekanan lagi). Kehidupan yang bebas dari tekanan inilah yang diberikan oleh Allah dalam diri Yesus. Ia menghendaki agar manusia tidak dikungkung oleh tekanan-tekanan yang membuatnya tidak dapat menikmati indahnya hidup. Persoalan, permasalahan, pergumulan, hadir bukan untuk menekan, tapi untuk memberikan warna-warni dalam hidup ini. Keluar dari tekanan akan membuat kita melihat warna-warni keindahan itu. Sehingga luapan kegembiraan senantiasa hadir dalam keseharian. (M-M)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar